Keanekaragaman budaya mempertegas bahwa Indoensia adalah negara adidaya. Tuhan yang maha Esa telah memberikan anugrah dan rahmat yang luar biasa kepada Indonesia, hal ini terbukti bahwa begitu banyak suku, bahasa, tradisi dan kekhasan yang dimiliki pada setiap daerah. Bengkulu sebagai provinsi memiliki kekeyaan budaya yang majemuk, salah satunya ialah budaya kesenian syarafal anam. Syarafal anam sebagai kesenian tradisi islami hampir dimiliki setiap provinsi di sumatera yakni Aceh, Medan, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Setiap wilayah memiliki ciri khas tersendiri, namun tetap merujuk pada kitab Barzanji karangan Syekh Jakfar Al-Barzanji. Ketika dipahami lebih mendalam syarafal anam bukan sekedar tradisi, akan tetapi memiki filosofi serta sistem nilai yang dapat mengembangkan karakter insani. Karakter yang dimaksud diantaranya religiusitas, pendidikan dan psikososial.

Sayang rasanya jika tradisi ini tidak dipelihara dan dieksplorasi, mengingat negara-negara asing sudah berbondong-bondong mengkaji kebudayan-kebudayaan lokal. Ditambah lagi pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi membuat kita semakin asing dengan budaya sendiri. Karya sederhana ini akan menyajikan suatu konsep secara histori, kajian-kajian sistem nilai syarafal anam, media, pola pukulan dan syair-syair yang digunakan. Buku ini akan mendeskripsikan sejarah perkembangan budaya syarafal anam di suku Lembak Bengkulu khususnya diwilayah Dusun Besar Panorama dan Jembatan Kecil atas dasar syarafal anam diwilayah ini memiliki literatur syair/lagu yang sangat komprehensif. Selain itu eksistensi seni budaya syarafal anam masih kuat dan kerap digunakan pada kegiatan-kegiatan adat di Kota Bengkulu.